Niat Puasa Arofah : Sejarah, Fadilah dan Tuntunannya


Salah satu rangkaian ibadah haji ialah wukuf di Arofah. Adapun sebagaian umat islam hari ini menjalankan ibadah puasa yaitu puasa sunah Arofah. Puasa Arofah merupakan puasa yang dianjurkan oleh nabi Muhammad saw. Yang melatarbelakangi adanya puasa arofah ialah kisah antara Nabi Ibrahim as dengan anaknya Nabi ismail as. Tepat pada malam 8 Dzulhijjah beliau bermimpi, mimpi itu sangat mengejutkan. Yaitu Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah swt untuk menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ismail AS. Di hari 8 Dzulhijjah tersebut, Nabi Ibrahim benar-benar bimbang setelah mendapati mimpi tersebut, dan keesokan harinya, barulah tiba sebuah jawaban yang dapat meyakinkan Nabi Ibrahim bahwa mimpi ini memang berasal dari Allah SWT. Pada malam 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS kembali bermimpi dan kali ini memang benar-benar jelas bahwa perintah ini datang langsung dari Allah SWT. Demikian berdasarkan hari atau  9 Dzulhijjah tersebut dinamakan puasa arafah, yang memiliki arti 'mengetahui'. Dan keesokan harinya atau pada 10 Dzulhijjah, barulah penyembelihan tersebut  dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS dengan begitu pilu namun tetap ikhlas. Atas kehendak Allah SWT, pengorbanan Nabi Ismail AS pun digantikan dengan hewan kurban.

Hari Arafah merupakan hari pembebasan dari Neraka bagi mereka yang menjaga pendengarannya dari hal yang buruk, bagi mereka yang turut berpuasa di hari tersebut dengan mengharapkan keridhoan dari Tuhannya. Hal ini tak lain karena Allah SWT. telah menjamin pengampunan dosa bagi mereka yang berpuasa di hari Arafah.

Rasulullah SAW bersabda :

من صام يوم عرفة غفر له سنة أمامه وسنة خلفه، ومن صام عاشوراء غفر له سنة. رواه الطبراني في الأوسط

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa di hari Arafah, maka dia diampuni (dari dosanya) setahun setelah dan sebelumnya. (Sedangkan) barang siapa yang berpuasa pada hari Asyura', maka ia diampuni (dari dosa) setahun". (HR. Thabrani dalam Al-Ausath)
Hari Arafah adalah puncak dari harapan para jama'ah haji, sebab pada hari itulah mereka bisa memperoleh segala pengharapan. Begituhalnya Tuhan menatap mereka dengan pandangan keridhoan.
Pada hari ini (Arafah) adalah hari pembebasan dari Api Neraka dan Allah SWT sangat bermurah hati dan penuh dengan kasih sayang. Diriwayatkan dari Jabir r.a, beliau berkata :

ما من يوم أفضل عند الله من يوم عرفة ينزل الله تعالى إلى سماء الدنيا فيباهي بأهل الأرض أهل السماء فيقول انظروا إلى عبادي جاؤوني شعثا غبرا ضاجين جاؤوا من كل فج عميق يرجون رحمتي ولم يروا عقابي فلم ير يوما أكثر عتقا من النار من يوم عرفة. رواه البيهقي

"Tidak ada hari yang lebih utama di hadapan Allah melebihi Hari Arafah. (Urusan) Allah turun ke langit dunia, Allah pun membanggakan penduduk bumi kepada penduduk langit seraya berfirman: "Lihatlah kepada hamba-hambaku yang datang kepadaku dengan tubuh lusuh penuh debu menggaduh. Mereka datang dari segala penjuru yang jauh dengan mengharapkan rahmatKu sedangkan mereka tidaklah melihat siksaanku". Maka tidaklah ada hari di mana pembebasan dari Neraka itu melebihi di Hari Arafah". (HR. Baihaqi)

Paling utamanya doa pada Hari Arafah baik bagi jamaah haji ataupun yang lainnya adalah :

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Rasulullah SAW bersabda: 

خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وأفضل ما قلته أنا والنبيون من قبلي : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
 رواه الإمام مالك

Artinya: "Sebaik-baik do'a adalah do'a pada Hari Arafah. Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan begitu juga Para Nabi sebelumku adalah: Laa Ilaaha Illallaahu Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Yuhyii Wa Yumiitu Wa Huwa 'Alaa Kulli Syai'in Qodiir (Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu baginya. Kerajaan dan pujian hanyalah miliknya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya)". (HR. Imam Malik)

Adapun doa yang sering dipanjatkan Nabi SAW pada Hari Arafah adalah : 

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِيْ نَقُوْلُ, وَخَيْراً مِمَّا نَقُوْلُ, اَللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ, وَإِلَيْكَ مَآبِيْ وَلَكَ رَبِّيْ تُرَاثِيْ, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَّاتِ الْأَمْرِ, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَهِبُّ بِهِ الرِّيْحُ

Artinya: "Ya Allah segala puji hanyalah milikMu sebagaimana kami ucapkan dan bahkan lebih baik dari pada apa yang kami ucapkan. Ya Allah, hanyalah untuk-Mu Shalat, hidup dan matiku. Hanyalah kepada-Mu tempat kembaliku. Hanyalah milik-Mu segala peninggalanku. Ya Allah, sungguh aku berlindung padaMu dari siksa kubur, gangguan dalam hati dan terpecahnya segala urusan. Ya Allah, sungguh aku berlindung pada-Mu dari keburukan yang tertiup bersama angin".

Adapun niat puasa arofah ialah sebagai berikut :


نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO : halaman 1

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO : halaman 2

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO