Semakin Belajar, Semakin Bodoh


Belajar Tapi Bodoh


Belajar tapi kog malah bodoh.? Pernah kan merasakan, setelah membaca atau mendengar sesuatu dari buku atau sumber lainnya justru kita merasa bodoh. Kita sedikit terkejut dengan kenyataan yang kita dapatkan. Yang sebelumnya kita merasa percaya diri bahkan bisa disebut sombong dengan pengetahuan kita, justru setelah tahu sesuatu yang baru kita malah merasa bodoh, merasa tak tahu apa-apa, kemudian tertantang untuk menggali lebih dalam lagi tentang kebenaran segala hal. Dunia ini luas untuk ukuran manusia belum lagi alam semesta dan tentu ada banyak hal yang belum diketahui. 

Manusia dengan kemampuan akal yang dibawanya semestinya semakin antusias dan menaruh penasaran untuk terus mencari pengetahuan, penasaran disini menyangkut rasa ingin tahu berlebihan pada sisi keilmuan, bukan penasaran pada sisi membahas gosip yang tidak benar, kepo pada isu-isu panas kehidupan orang lain kemudian membentuk grup diskusi kelompok atau istilah umumnya " ngerumpi ". Ngerumpi berasal dari kata rumpi;merumpi, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), kata rumpi;merumpi, mempunyai arti mengobrol sambil menggunjing teman, biasanya dalam bentuk kelompok kecil. Ini merupakan bentuk penasaran yang tidak dibenarkan, dan justru harus dihindari. Rasa penasaran yang harus dikembangkan adalah penasaran untuk menggali pengetahuan, memahami cabang-cabang keilmuan yang bisa diterapkan kemanfaatannya bagi orang banyak. Semakin giat belajar, maka semakin merasa masih bodoh dan ingin lebih tahu lagi, belajar lagi dan lagi. 

" Tuntutlah ilmu, dari buaian hingga ke liang lahat ! "

Kalimat tersebut bisa diartikan menjadi banyak hal, batas mencari ilmu atau belajar adalah sepanjang usia, entah pada usia berapapun seseorang bisa mempelajari banyak hal. Tak peduli anak-anak, muda, dewasa, tua, kapanpun kita bisa mempelajari sesuatu, memahami sesuatu hal yang baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Kemudian, karena batas belajar adalah sepanjang masa, tentu batas ilmu itu tidak ada yang tahu pasti, karena setiap individu punya rentang usia berbeda, dan tingkat ilmu yang didapat juga berbeda, maka bisa dikatakan, bahwa belajar sepanjang usiapun tidak akan cukup untuk mempelajari seluruh keilmuan yang ada. Disini peran Tuhan sebagai sumber pengetahuan tunggal adalah mutlak. Dialah pemilik semua pengetahuan. Ilmu yang dipelajari oleh manusia saat ini, hanyalah sebagian yang amat kecil dari pengetahuan yang dimiliki Tuhan.

Dan tidak salah jika manusia adalah makhluk yang masih punya sisi bodoh. Oleh sebab itu belajar itu sangat penting dan perlu untuk terus dikembangkan selama seseorang masih diberi kesempatan untuk belajar dan mencari tahu.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO : halaman 2

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO : halaman 1

[KAJIAN] KITAB NGUDI SUSILO